Batang, infojateng.id â Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang menggelar bimbingan teknis untuk menyiapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) lintas sektor dalam penanganan pascabencana.
Pelatihan ini menjadi penting, mengingat Kabupaten Batang merupakan daerah rawan bencana.
Oleh karenanya, tim dari lintas sektor dapat langsung terjun ke lapangan melakukan Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) serta menyusun Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P).
Kepala Pelaksana BPBD Batang Wawan Nurdiansyah sengaja menghadirkan para nara sumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah bersertifikat, agar materi yang disampaikan sesuai Standar Operasional Prosedur nasional.
Nantinya peserta yang terdiri dari lintas sektor ini diharapkan langsung bekerja melakukan penghitungan terhadap segala sesuatu yang terdampak pascabencana.
âMereka akan langsung melakukan pengkajian apa saja yang terdampak, berapa besaran kerugiannya. Lalu kami susun dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P), yang jadi acuan untuk memperbaiki segala kerusakan Pascabencana, dengan jangka waktu tiga tahun,â Wawan saat ditemui di Hotel Sendang Sari Batang, Selasa (23/9/2025).
Dia memastikan, perencanaan pemulihan pascabencana, diharapkan memenuhi prinsip Built Back Better, Safer and Sustainable (membangun kembali yang lebih baik, lebih aman dan berkelanjutan), tanpa meninggalkan kearifan lokal.
Sementara Pelaksana tugas Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Banten Yesaya Simanjuntak selaku fasilitator memandang sangat penting materi Jitupasna yang tidak hanya diperuntukkan bagi BPBD, melainkan lintas sektor.
Terlebih Kabupaten Batang yang memiliki kerawanan bencana yang patut diwaspadai, seperti ketika terjadinya banjir dan longsor beberapa waktu silam.
Yesaya menyebut, ada lima sektor Pascabencana yang patut diperhatikan, yakni perumahan, infrastruktur, ekonomi, sosial dan lintas sektor.
âTidak hanya BPBD yang melakukan pengkajian terhadap kebutuhan perbaikan yang harus dilakukan pascabencana, melainkan seluruh instansi untuk mengkaji apa saja dan berapa biaya perbaikannya,â terang dia.
Beberapa materi yang disampaikan mulai 23-25 September 2025, meliputi dasar manajemen bencana, manajemen rehabilitasi rekonstruksi hingga teknik pengkajian pascabencana.
Sementara itu, Analis Kebencanaan Ahli Muda BNPB Dhelistya Liza selaku fasilitator menegaskan untuk menunjang realisasi Jitupasna, Pemda setempat harus memiliki basis data yang kuat untuk mengetahui aset dan sumber daya yang dimiliki.
Sehingga ketika akan melakukan pengkajian, tiap instansi telah menyiapkan data saat turun ke lapangan untuk meninjau kerusakan yang butuh dipulihkan.
âLangkah Jitupasna ini harus dilakukan secara komperhensif karena dalam pemulihan pascabencana tidak hanya tugas daerah, namun provinsi bahkan pusat pun berperan. Karena kerusakan infrastruktur bisa jadi merambah ke aset-aset milik provinsi maupun pusat,â kata Liza. (eko/redaksi)
News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door
Gaming center adalah sebuah tempat atau fasilitas yang menyediakan berbagai perangkat dan layanan untuk bermain video game, baik di PC, konsol, maupun mesin arcade. Gaming center ini bisa dikunjungi oleh siapa saja yang ingin bermain game secara individu atau bersama teman-teman. Beberapa gaming center juga sering digunakan sebagai lokasi turnamen game atau esports.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.